Covid-19 Sudah Diprediksi Mewabah di Indonesia, Beserta Jumlah Kasusnya oleh Peneliti UIN Suska Riau

Sejak awal mewabahnya Covid-19 di China, berbagai penelitian dilakukan oleh para ilmuwan dunia. Tidak terkecuali akademisi UIN Suska Riau. (Baca: https://fst.uin-suska.ac.id/2020/01/31/pusat-studi-ilmu-data-lima-faktor-ini-berkolerasi-dengan-wabah-corona-2019-ncov/)

Dua bulan yang lalu Dr.RK atau sapaan dekat Dr. Rahmad Kurniawan, ST., MIT. Dosen Teknik Informatika UIN Suska Riau telah melakukan analisis komponen utama atau Principal Component Analysis dengan cara mengelompokkan atau mengklasterkan daerah di China berdasarkan keadaan sosio ekonominya. Hasilnya adalah memang adanya kecenderungan yang kuat bahwa daerah yang mempunyai karakteristik yang sama dalam sosio ekonomi juga sama-sama terdampak virus corona 2019-nCoV yang signifikan seperti provinsi Hubei, Beijing, Guangdong dan Shanghai dalam kelompok yang sama. Dengan demikian, faktor sosio ekonomi perlu menjadi perhatian utama bagi negara-negara yang ikut memerangi virus corona 2019-nCoV seperti Indonesia. Selain itu Dr.RK juga memprediksi bahwa Indonesia sangat rawan masuk dan mewabahnya Virus Covid-19 karena berkolerasi dengan populasi penduduk terutama Populasi perkotaan atau Urban Population.

Dua bulan setelahnya, apa yang ditakutkan tersebut terjadi terutama pada derah yang masuk dalam 10 Populasi perkotaan terpadat seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten yang menjadi awal mula tempat mewabahnya Covid-19 di Indonesia.

Tidak hanya itu, Dr.RK juga membuat pemodelan Forecasting atau peramalan jumlah Covid-19 di Indonesia untuk bulan Maret 2020. “Tanggal 24/03 kami membuat model peramalan atau forecasting jumlah kasus Covid-19 di Indonesia menggunakan teknik Machine Learning, algoritma Artificial Neural Network. Dua hari berikutnya terbukti hasil ramalan hampir sama dengan kasus yang sebenarnya.

  1. Untuk tanggal 25/03 diramalkan akan ada 780 kasus, faktanya adalah 790 kasus.
  2. Untuk tanggal 26/03 diramalkan akan ada 875 kasus, faktanya adalah 893.

Maka dapat disimpulkan:

  1. Jika pola masih mirip maka akan diperkirakan akhir Maret ada 1300an jumlah kasus bahkan lebih jika hasil rapid test secara masal telah masuk.
  2. Jika data rapid test masuk, maka trend akan berubah dan formula berubah, diperlukan pemodelan ulang.
  3. Machine learning sejatinya digunakan untuk membantu pengambilan keputusan. Maka hasil ini bisa dijadikan pertimbangan dan langkah strategis penyelesaian wabah Covid-19 bagi pemerintah.
  4. Hasil ini perkiraan riset ilmiah, bukan untuk membuat kepanikan, tetapi masukan dalam menentukan kebijakan bagi pemerintah dan pihak berwenang.
  5. Saya mendoakan semoga masalah Covid-19 ini teratasi dengan cepar dan kita semua selamat sehat sentosa. Aamiin ya Allah…” Ujar Dr. Rahmad Kurniawan, ST., MIT.”

ANN2

Pada akhir bulan Maret ini perkiraan tersebut hampir sama dengan kasus sebenarnya. Misalkan peramalan untuk tanggal 30 Maret akan ada 1284 Kasus, maka faktanya telah ada 1285 kasus yang terjadi, hanya selisih satu angka.

Hasil riset ini tentunya dapat menambah motivasi bagi para ilmuwan untuk melakukan riset tentang topik Covid-19, apalagi penyedia layanan jurnal internasional bereputasi seperti Elsevier menghimbau untuk para peneliti dapat berkontribusi dan Elsevier menyediakan berbagai atikel jurnal dengan topik Covid-19 yang bisa diakses dengan gratis.