UIN Sultan Syarif Kasim Riau #MajudenganInovasi #UngguldenganAksi
humas-fst@uin-suska.ac.id +62-811-7070-4440
Portal UIN

Kolaborasi Inspiratif: Predatech FST UIN Suska Riau Taja Seminar Precision, Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental di Dunia Digital

Pekanbaru – Dalam rangka memperingati 1 Dekade Puzzle Research Data Technology (Predatech) Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (UIN Suska Riau) menyelenggarakan Seminar Precision Predatech dengan tema “Kesehatan Mental di Era Digital: Perspektif Psikologi Klinis” di Teather Room FST UIN Suska Riau (17/10/2025). Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber ahli di bidang psikologi klinis, yaitu Irene Prakikih Suharsisti, S.Psi., M.Psi., Psikolog yang merupakan Psikolog Univeristas Awal Bros Pekanbaru sekaligus Mahasiswa Doktoral Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA) Malaysia dan Fara Ulfa, S.Psi., M.Psi., Psikolog, yang merupakan Dosen Fakultas Psikologi UIN Suska Riau serta Psikolog Biro Konsultas Psikologi Harmoni UIN Suska Riau, diikuti oleh Mahasiswa, Dosen dan Civitas Akademika dari berbagai Program Studi di UIN Suska Riau.

Ketua Predatech, Mustakim, ST., M.Kom menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan ini serta mengajak peserta untuk memanfaatkan momentum satu dekade Predatech sebagai ajang refleksi dan kolaborasi lintas bidang. Juga dalam sambutannya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Dekan Fakultas Sains dan Teknologi yang sampai saat ini terus memberikan dukungan untuk kemajuan Predatech.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Assoc Prof. Yuslenita Muda, S.Si., M.Sc., Ph.D, dalam sambutannya Dekan menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan kegiatan ini yang memadukan bidang teknologi dengan psikologi. Dekan menyampaikan “Banyak komunitas akademik yang terlalu berfokus pada bidang keilmuannya masing-masing. Namun kegiatan seperti ini menunjukkan bahwa teknologi bukan hanya milik satu fakultas saja. Semua bidang, termasuk psikologi dan lain-lain, memerlukan teknologi untuk berkembang dan berinovasi, terlebih berkolaborasi untuk mencapai tujuan akadekik yang sama”.

Dekan berharap agar kolaborasi semacam ini dapat terus dilanjutkan oleh Mahasiswa dan Dosen, sehingga Fakultas Sains dan Teknologi tidak hanya menjadi pusat riset berbasis teknologi, tetapi juga wadah pengembangan nilai-nilai kemanusiaan di era digital, tambahnya.

Pada sesi pertama, Irene Prakikih Suharsisti, S.Psi., M.Psi., Psikolog memaparkan materi bertajuk “Psikologi Klinis di Era Digital: Tantangan Media Sosial bagi Kesehatan Mental.” Dalam penjelasannya, Mahasiswa sebagai digital native kini menghadapi tantangan baru seperti FOMO (Fear of Missing Out), doomscrolling, dan highlight reel comparison, yang dapat memengaruhi konsep diri dan emosi.

Narasumber yang merupakan Psikolog Awal Bros ini menyoroti pentingnya kesadaran digital dan kemampuan mengelola emosi di ruang maya. Ia menjelaskan bahwa strategi sederhana dapat membantu menjaga keseimbangan mental. “Strategi menghadapi tekanan di media sosial bisa dimulai dari hal kecil, seperti mematikan notifikasi, unfollow akun yang membuat cemas, dan memberi jeda sebelum mengunggah sesuatu yang emosional,” Tuturnya.

Irene menutup sesinya dengan ajakan agar mahasiswa mampu menggunakan teknologi secara bijak dan berorientasi pada pertumbuhan diri, bukan perbandingan dengan orang lain.

Sesi kedua disampaikan oleh Fara Ulfa, S.Psi., M.Psi., Psikolog dengan topik “Stres, Kecemasan, dan Depresi: Pendekatan Klinis untuk Pemahaman dan Penanganan.”

Dosen sekaligus Sekretaris Prodi Psikologi ini mengingatkan bahwa stres merupakan bagian alami dari kehidupan yang tidak selalu berdampak negatif. “Stres itu tidak selamanya buruk. Ada stres baik yang bisa memotivasi kita untuk berkembang, dan ada stres buruk yang jika berlebihan bisa membuat kita kelelahan. Kuncinya adalah mengenali kapan tubuh dan pikiran kita butuh istirahat,” jelasnya.

Dalam paparannya, Fara juga memperkenalkan “DIY Mental Health Toolkit”, yang berisi langkah-langkah sederhana untuk menjaga kesehatan mental seperti journaling, digital detox, self-talk positif, bergerak aktif, dan berbicara dengan orang terpercaya saat merasa terbebani. Dalam penyampaiannya menutup dengan pesan bahwa agar setiap orang lebih peka terhadap lingkungan sekitar, khususnya kepada teman-teman terdekat yang mungkin sedang berjuang secara mental.

Seminar ini memberikan ruang refleksi bagi Mahasiswa untuk lebih peka terhadap kesehatan mental, sekaligus menumbuhkan kesadaran bahwa kemajuan teknologi perlu diimbangi dengan kesejahteraan psikologis. Melalui kegiatan ini, Predatech menegaskan komitmennya untuk menghadirkan kegiatan edukatif yang tidak hanya menitikberatkan pada pengembangan teknologi, tetapi juga pada pembangunan karakter dan kesehatan mental. Seminar Precision Predatech 2025 menjadi momentum penting untuk menumbuhkan kolaborasi lintas bidang ilmu dan membangun budaya digital yang sehat di lingkungan kampus.

About the author

Fakultas Sains dan Teknologi UIN SUSKA Riau