Pusat Studi Ilmu Data: Lima Faktor Ini Berkolerasi dengan Wabah Corona 2019-nCoV
Pekanbaru, UIN Suska Riau – 31/01/2020 – Virus corona 2019-nCoV sudah sangat meresahkan seluruh dunia. Perdagangan hewan liar dan seafood di pasar Huanan disebut sebagai sumber penyebaran virus Corona ini. Berbagai negara yang terdampak sedang berjuang untuk memutus penularan virus yang mematikan ini. Bahkan belum ada vaksin yang begitu sesuai untuk varian virus baru ini. Dari sudut pandang kesehatan masyarakat, kondisi sosial ekonomi dianggap berhubungan dengan kemunculan penyakit menular. Begitu juga dari hasil riset yang diterbitkan di berbagai jurnal ilmiah internasional tentang hubungan sosio ekonomi terhadap wabah penyakit menular.
Peneliti di Pusat Studi Ilmu Data UIN Suska Riau melakukan riset awal untuk mengevaluasi hipotesis bahwa daerah dengan karakteristik sosial ekonomi yang sama menunjukkan distribusi penyakit menular 2019-nCoV yang serupa pula. Alhamdulillah kami telah mendapatkan data yang akurat tentang sosio ekonomi lima tahun terakhir dari 31 Provinsi di China, ujar DR. Rahmad Kurniawan, ST., MIT.
Berbagai algoritma dari pembelajaran mesin (Machine Learning) telah digunakan untuk eksperimen ini seperti Decision Tree, KNN, SVM, Random Forest, Naive Bayes, Logistic Regression dan AdaBoost. Ketujuh algoritma ini menghasilkan akurasi yang tinggi terutama algoritma Logistic Regression menghasilkan akurasi 99%.
Nah, apa saja faktor utama sosio ekonomi yang berhubungan kuat dengan penyakit menular virus corona 2019-nCoV ini dari segi sosio ekonomi?
- Populasi perkotaan atau Urban Population menempati urutan pertama. Adanya korelasi yang kuat antara peningkatan urban population di negara China dengan wabah 2019-nCoV
- Tingkat pengangguran atau Unemployment Rate
- Angka kematian atau Death Rate
- Pertumbuhan alami atau Natural Growth Rate
- Collective Household
Dr.RK atau sapaan dekat Dr. Rahmad Kurniawan, ST., MIT. mengatakan bahwa tahap eksperimen selanjutnya yang dilakukan adalah analisis komponen utama atau Principal Component Analysis dengan cara mengelompokkan atau mengklasterkan daerah di China berdasarkan keadaan sosio ekonominya. Hasilnya adalah memang adanya kecenderungan yang kuat bahwa daerah yang mempunyai karakteristik yang sama dalam sosio ekonomi juga sama-sama terdampak virus corona 2019-nCoV yang signifikan seperti provinsi Hubei, Beijing, Guangdong dan Shanghai dalam kelompok yang sama. Dengan demikian, faktor sosio ekonomi perlu menjadi perhatian utama bagi negara-negara yang ikut memerangi virus corona 2019-nCoV seperti Indonesia.
Selain melakukan pencegahan masuknya wabah Corona, untuk jangka panjang Indonesia juga harus lebih tanggap dalam melihat kecenderungan tingginya angka populasi perkotaan, pengangguran dan pertumbuhan penduduk karena faktor ini berkolerasi dengan potensi wabah penyakit menular, jelas Benny Sukma Negara, MT, ketua Pusat Studi Ilmu Data UIN Suska Riau
Apalagi berdasarkan survey oleh Worldometers, mencatat pada 2019 jumlah penduduk perkotaan di Indonesia sebanyak 150,9 juta jiwa atau 55,8% dari total penduduk Indonesia yang sebesar 270,6 juta jiwa. Dominasi tersebut meningkat 0,7% dari tahun sebelumnya yang sebesar 147,6 juta jiwa atau 55,1% dari total penduduk Indonesia yang sebesar 267,7 juta jiwa.
Worldometers juga memproyeksikan, selama lima tahun mendatang jumlah penduduk perkotaan di Indonesia semakin meningkat. Pada 2020, penduduk perkotaan diproyeksikan sebanyak 154,2 juta jiwa atau 56,4% dari total penduduk Indonesia yang sebesar 273,5 juta jiwa. Angka tersebut meningkat pada 2025 hingga mencapai 170,4 juta jiwa atau 59,3% dari total penduduk Indonesia yang sebesar 287 juta jiwa.