Kolaborasi Dosen Teknik Informatika dan Polda Riau Hasilkan Aplikasi Early Warning System Karhutla Riau
Pekanbaru 14/2/2020 – Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Riau yang menimbulkan kabut asap hampir setiap tahun menimbulkan polemik bagi pemerintah pusat, daerah dan masyarakat selama 23 tahun belakangan ini.
Polda Riau sudah melakukan antisipasi untuk kejadian Karhutla 2020 dengan membangun sistem informasi Lancang Kuning yang memantau karhutla serta mengundang para pakar, peneliti dan akademisi UIN Suska Riau secara khusus. UIN Suskra Riau diwakili langsung oleh Rektor Prof. Dr. KH. Akhmad Mujahidin, S.Ag., M.Ag dan Pusat Studi Ilmu Data (PSID) UIN Suska Riau.
Acara pagi Jumat itu juga dihadiri oleh Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, S.H., S.I.K., M.Si, Rektor UIN Suska Riau, PSID, UIN Suska Riau, Pimpinan dan Pusat Studi Bencana Universitas Riau, BPS Riau dan BMKG. Seperti disampaikan Rektor UIN Suska Riau, Prof. Dr. KH. Akhmad Mujahidin, S.Ag., M.Ag kepada Suska News, UIN Suska Riau bersama tim peneliti Pusat Studi Ilmu Data (PSID) pada kesempatan itu memaparkan pemanfaatan pembelajaran mesin untuk memprediksi Karhutla di Riau.
Dr. RK atau DR. Rahmad Kurniawan, ST., MIT yang juga dosen Teknik Informatika menjadi narasumber pada pagi itu tentang pemaparan hasil riset “Prediksi Karhutla Riau 2020 menggunakan Teknik Pembelajaran Mesin” di ruang Tribrata Polda Riau, Jumat (14/2/2020). Menurut Dr.RK apa yang dipaparkan adalah hasil riset beliau bersama PSID yang lebih awal dipresentasikan pada konferensi internasional di Medan 3 bulan yang lalu. Hasil riset tersebut juga telah diterbitkan dalam publikasi terindeks Scopus dan Web of Science. Riset tersebut juga hasil kolaborasi UIN Suska Riau dan Center For Artificial Intelligence Technology (CAIT) – UK Malaysia.
Ketua PSID Benny Sukma Negara, MT mengatakan UIN Suska Riau dalam waktu dekat akan meluncurkan aplikasi Early Warning System (EWS) Kebakaran Hutan dan Lahan Riau berbasis Web dan Android.
Dr. RK melanjutkan bahwa EWS dapat memberikan informasi dini yang efektif dan akurat, untuk pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan. Berdasarkan Literature Review, kami menemukan bahwa pemanfaatan Internet of Thing (IoT) dan Machine learning telah digunakan oleh negara-negara maju dalam prediksi karhutla seperti di Eropa dan Australia.
EWS memanfaatkan teknologi IoT yang merupakan bidang riset komputer terkini. IoT menggunakan alat sensor otomatis yang mencatat data suhu, kelembapan udara, curah hujan, tekanan, titik embun dan kecepatan angin secara realtime. Oleh karena itu, teknik pembelajaran mesin berpotensi memprediksi faktor utama penyebab kebakaran hutan di Riau dan prediksi kebakaran selanjutnya, tambah Dr.RK.
Kasi Data BMKG, Marzuki yang juga hadir pada pemaparan oleh PSID membenarkan hasil riset PSID yaitu faktor Relative Humidity (RH) atau kelembaban udara dalam angka 97 ke bawah menunjukkan indikasi rawan karhutla.
Kapolda Riau tampak antusias mendengarkan pemaparan dari UIN Suska Riau ini. “Diskusi ini adalah kolaborasi pertama kita. Kita harapkan ke depan, bisa kita lanjutkan dengan formulasi yang sudah kita diskusikan hari ini,” kata Agung Setya dalam keterangannya.